Jika Anda penyuka makanan cepat saji ala negeri Paman Sam, nama “Wendy’s” tentunya sudah tidak asing lagi bagi Anda. Logo Wendy’s yang sangat khas menampilkan warna merah menyala dengan gambar seorang anak perempuan yang rambutnya dikepang dua. Di balik Wendy’s, kita dapat temukan kisah perjalanan seorang entrepreneur yang mengagumkan, Dave Thomas (1932-2002). Pada tanggal 2 bulan Juli, 1932, di Atlantic City, seorang bayi laki-laki lahir. Enam minggu kemudian, sepasang suami istri mengadopsinya, tetapi pada saat usianya 5 tahun, ibu angkatnya meninggal dunia. Ayahnya membawanya dari satu kota ke kota lain untuk mencari pekerjaan, hingga saat usianya 12 tahun, anak laki-laki itu mendapatkan pekerjaan pertamanya di sebuah restoran – dan dia menyukainya. Ketika dia berumur 15 tahun, ayahnya ingin pindah lagi, tetapi anak muda ini menyukai pekerjaannya di Hobby House restoran. Akhirnya dia membuat keputusan, dia berhenti sekolah dan pindah ke YMCA dan bekerja sepenuh waktu di restoran itu. Beberapa tahun kemudian, bos dari Hobby House menawarkan anak muda itu kesempatan. Bosnya memiliki empat restoran KFC yang merugi, dan memintanya untuk membuat restoran itu berhasil. Dengan kerja keras dan tujuan yang kuat, selama empat tahun usaha itu sukses. Akhirnya restoran itu di jual kembali ke KFC, dan dia menjadi jutawan dalam usia 35 tahun. Siapa anak muda ini? Namanya Dave Thomas, pendiri Wendy’s. 45 tahun setelah ia drop out dari sekolah-nya, Dave akhirnya berhasil mendapatkan ijasahnya. Dunia penuh dengan orang seperti Dave, mereka menghadapi tragedy, penyakit, terluka, kemiskinan dan kesulitan di berbagai area, dan mereka tidak menyerah dengan keadaan serta menjadi orang yang dikagumi oleh banyak orang. Orang-orang tersebut adalah orang yang mau berjuang dan bekerja keras. Tuhan ingin kita menjadi orang jenis ini. Pribadi yang tidak takut atau dilemahkan oleh kesulitan. Ketakutan hanya akan membuat Anda kehabisan tenaga dan mematahkan semangat Anda. Namun bersama dengan Tuhan, Anda akan mendapatkan kekuatan untuk menanggung segala perkara. Jangat takut saat kesulitan datang, tetapi lihatlah kedepan dan jalani dengan penuh antusias, semangat dan kasih. Orang yang sukses dan gagal sama-sama berjuang, namun yang membedakan mereka adalah seorang sukses tidak menyerah dengan kegagalan. Dave yang menjadi pendiri jaringan restoran Wendy’s ini mengalami masa kecil yang cukup berat. Di usia 5 tahun, ibu angkatnya meninggal dunia. Ia kemudian diasuh oleh nenek angkatnya, Minnie Sinclair hingga ayah angkatnya menikah lagi. Suami nenek angkatnya meninggal beberapa saat kemudian saat bekerja dalam sebuah proyek rel kereta api, dan untuk menyokong kehidupan empat anak, nenek angkatnya harus bekerja ekstra keras. Thomas mengatakan bahwa ia mendapatkan sifat rendah hatinya dari nenek angkatnya tersebut. Thomas memiliki seorang ayah angkat yang menikah hingga tiga kali sehingga Dave harus mengikutinya dan berpindah-pindah dari satu rumah ke rumah lainnya. Dalam birografinya, “Dave’s Way,” Thomas berujar bahwa trauma masa kanak-kanak inilah yang memberikannya pelajaran mengenai pelajaran penting dalam berbisnis. Berikut ialah 5 pelajaran yang dapat Anda pelajari dari Dave Thomas untuk meraih keberhasilan bisnis di masa depan: Pelajaran pertama: Temukan orang yang peduli terhadap Anda dan belajar dari mereka. Orang-orang semacam itu biasa disebut dengan istilah “mentor”. Mereka bisa saja seorang anggota keluarga yang paling dekat dengan Anda, seorang tokoh yang Anda anggap sebagai panutan atau orang yang bisa memberikan Anda nasihat sederhana. Bagi seorang Dave Thomas, Minnie Sinclair merupakan seorang figur yang bisa disebut sebagai panutan dan sumber inspirasi. Minnie di waktu mengasuh Thomas sering menunjukkan bagaimana pentingnya pelayanan dan perlakuan yang baik dan penuh rasa hormat terhadap orang lain. Pengenalan terhadap nilai-nilai positif ini membuat Dave Thomas muda mengetahui pentingnya peran nilai tersebut dan di masa dewasanya ia terapkan untuk membangun bisnis yang kokoh. Ia melayani setiap pelanggan dengan baik dan memperlakukan mereka seperti ia ingin diperlakukan, yaitu dengan sikap ramah tamah dan hormat. Pelajaran kedua: Bermimpi lebih awal dan bangun tujuan Anda berdasarkan mimpi itu. Dave Thomas menganjurkan kepada para pemuda untuk menggunakan waktu yang ada untuk bermimpi dan mewujudkannya. Janganlah merasa ragu untuk bermimpi semasa muda karena waktu kita masih relatif lebih banyak. Pelajaran ketiga: Belajar untuk Mandiri lebih awal. Dave Thomas memulai karir dan dunia kerja dari usia yang sangat muda. Pekerjaannya yang pertama ia dapatkan di usia 12 tahun. Ia bekerja di restoran “The Regas” di Knoxville, Tennessee namun harus mengalami konflik dengan sang majikan. Dave Thomas di usia 15 tahun pindah bersama keluarganya dan bekerja di Fort Wayne, Indiana di sebuah restoran bernama Hobby House Restaurant. Pelajaran keempat: Buat satu kemajuan setiap hari. Dalam berbisnis, membuat kemajuan kecil yang nyata setiap hari lebih terasa ringan dan berpeluang lebih besar untuk tercapai daripada membuat kemajuan besar dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini Dave Thomas lakukan saat bekerjasama dengan Kentucky Fried Chicken. Kolonel Harland Sanders yang kala itu ingin menemukan restoran yang bersedia menjadi mitra dalam bisnis waralaba KFC-nya tersebut bertemu dengan Dave yang bekerja di Hobby House Restaurant. Thomas kemudian bekerja keras dan terlibat dalam berbagai proyek KFC. Ia melakukan usaha pengenalan merek pada konsumen dan memberikan saran-saran berharga pada perkembangan waralaba KFC. Di akhir dekade 1960-an, Thomas memutuskan menjual sahamnya di KFC dan memulai bisnis barunya, Wendy’s. Pelajaran kelima: Hargai pendidikan. Salah satu penyesalan paling besar Dave Thomas ialah saat meninggalkan bangku pendidikan. Ia memutuskan untuk keluar sekolah saat usia 15 tahun dan memilih untuk mencurahkan tenaga dan pikiran dalam pekerjaan penuh waktu di restoran Hobby House. Meskipun begitu, ia tetap antusias mendapatkan ijazah sekolah menengah di usia yang tergolong tidak muda lagi, 61 tahun. Dave Thomas meraih ijazah kesetaraan pendidikan menengahnya setelah lolos dalam ujian General Educational Development di tahun 1993. Thomas melakukan ini karena ia khawatir akan mempengaruhi banyak generasi muda untuk meninggalkan bangku sekolah atau kuliah hanya untuk mengejar impian menjadi entrepreneur. Karena itulah, hargai pendidikan dengan maksimal karena pendidikan (yang sesuai, relevan dan dapat diterapkan) bisa meningkatkan dan mempercepat kemajuan bisnis kita. Dave Thomas meninggal di Fort Lauderdale, Florida di tahun 2002. Ia meninggal setelah bertahun-tahun harus melawan penderitaan akibat kanker hati. Dave Thomas dimakamkan di Pemakaman Union di Columbus, Ohio. Di akhir hidupnya, Dave Thomas telah berhasil mendirikan 6.000 lebih gerai Wendy’s di Amerika Utara.
0 Comments
Lomba marathon internasional 1986 di New York diikuti ribuan pelari dari seluruh dunia. Lomba ini berjarak 42 km. mengelilingi kota New York. Jutaan orang di seluruh dunia menyaksikan acara ini melalui televisi secara langsung. Ada satu orang peserta yang menjadi pusat perhatian di lomba tersebut, yaitu Bob Willen. Bob seorang veteran perang Vietnam. Ia kehilangan kedua kakinya karena terkena ranjau saat perang. Untuk berlari, Bob menggunakan kedua tangannya untuk melemparkan badannya kedepan. Lomba pun dimulai. Ribuan orang mulai berlari secepat mungkin ke garis finish. Wajah mereka menunjukkan semangat yang kuat. Para penonton terus bertepuk tangan mendukung para pelari. 5 km telah berlalu. Beberapa peserta mulai kelelahan, mulai berjalan kaki. 10 km berlalu. Saat ini mulai nampak siapa yang mempersiapkan diri dengan baik, dan siapa yang hanya sekedar ikut untuk iseng-2. Beberapa yang kelelahan memutuskan untuk berhenti dan naik ke bis panitia. Sementara hampir seluruh peserta telah berada di kilometer ke-5 hingga ke-10, Bob Willen masih berada di urutan paling belakang, baru saja menyelesaikan kilometernya yang pertama. Bob berhenti sejenak, membuka kedua sarung tangannya yang sudah koyak, menggantinya dengan yang baru, dan kemudian kembali berlari dengan melempar-lemparkan tubuhnya kedepan dengan kedua tangannya. Ayah Bob yang berada bersama ribuan penonton lainnya tak henti-hentinya berseru “Ayo Bob! Ayo Bob ! Berlarilah terus”. Karena keterbatasan fisiknya, Bob hanya mampu berlari sejauh 10 km dalam satu hari. Di malam hari, Bob tidur di dalam sleeping bag yang telah disiapkan oleh panitia yang mengikutinya. Empat hari telah berlalu, dan kini adalah hari kelima bagi Bob Willen. Tinggal dua kilometer lagi yang harus ditempuh. Hingga suatu saat, hanya tinggal 100 meter lagi dari garis finish, Bob jatuh terguling. Kekuatannya mulai habis. Bob perlahan-2 bangkit dan membuka kedua sarung tangannya. Nampak di sana tangan Bob sudah berdarah-darah. Dokter yang mendampinginya sejenak memeriksanya, dan mengatakan bahwa kondisi Bob sudah parah, bukan karena luka di tangannya saja, namun lebih ke arah kondisi jantung dan pernafasannya. Sejenak Bob memejamkan mata. Dan di tengah-tengah gemuruh suara penonton yang mendukungnya, samar-samar Bob dapat mendengar suara ayahnya yang berteriak “Ayo Bob, bangkit ! Selesaikan apa yang telah kamu mulai. Buka matamu, dan tegakkan badanmu. Lihatlah ke depan, garis finish telah di depan mata. Cepat bangun ! Jangan menyerah! Cepat bangkit !!!” Perlahan Bob mulai membuka matanya kembali. Garis finish sudah dekat. Semangat membara lagi di dalam dirinya, dan tanpa sarung tangan, Bob melompat- lompat ke depan. Dan satu lompatan terakhir dari Bob membuat tubuhnya melampaui garis finish. Saat itu meledaklah gemuruh dari para penonton yang berada di tempat itu. Bob bukan saja telah menyelesaikan perlombaan itu, Bob bahkan tercatat di Guiness Book of Record sebagai satu-satunya orang cacat yang berhasil menyelesaikan lari marathon. Di hadapan puluhan wartawan yang menemuinya, Bob berkata “Saya bukan orang hebat. Anda tahu, saya tidak punya kaki lagi. Saya hanya menyelesaikan apa yang telah saya mulai. Saya hanya mencapai apa yang telah saya inginkan. Kebahagiaan yang saya dapatkan adalah dari proses untuk mendapatkannya. Selama lomba, fisik saya menurun drastis. Tangan saya sudah hancur berdarah-darah, tapi rasa sakit di batin saya terjadi bukan karena luka itu melainkan ketika saya memalingkan wajah saya ke garis finish. Jadi, saya kembali fokus menatap goal saya. Saya rasa, tidak ada orang yang gagal dalam berlari marathon ini. Tidak masalah Anda mencapainya berapa lama, asal Anda terus berlari. Anda disebut gagal bila Anda berhenti. Jadi, janganlah berhenti sebelum mencapai tujuan Anda.” "Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh Dalam beribu kali pertempuran, Namun, sesungguhnya penakluk terbesar adalah Orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri. Menaklukkan diri sendiri sesungguhnya lebih baik Daripada menaklukkan makhluk lain; Orang yang telah menaklukkan dirinya sendiri Selalu dapat mengendalikan diri" (Dhammapada VIII, 4 dan 5) Semoga Tulisan Sederhana Ini Bermanfaat Untuk Kita Semua Dan Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia BONG CHANDRA Developer-Author-Entrepreneur-Motivator Seorang Entrepreneur Muda yang Sukses dibidang Properti sebagai Developer. Pada usianya yang ke 22 tahun, Bong Chandra telah berhasil membangun Proyek Perumahan pertamanya seluas 5 hektar dengan nilai investasi Rp 180 Milyar. Beliau juga merupakan seorang penulis Bestseller dan seorang Motivator yang telah diundang untuk memberikan motivasi di Perusahaan Terbesar di Dunia tahun 2009 (versi Frotune 500). Sampai buku ini ditulis, Bong Chandra telah memberikan motivasi kepada lebih dari 2 juta orang di seluruh Indonesia. Bong Chandra adalah anak ke dua dari tiga bersaudara, dilahirkan di Jakarta 25 Oktober 1987. Bong Chandra dilahirkan di keluarga yang sederhana dan segala sesuatunya selalu tercukupi. Dari kecil sampai SMA tidak ada yang prestasi yang menonjol yang telah dicapai Bong chandra. Beliau dulunya adalah seorang yang minder dan tidak mempunyai banyak teman, tubuhnya yang kecil, dan penyakit Asma yang dideritanya semakin membuatnya merasa kecil. Beliau juga tidak pernah mendapatkan 1 piala sekalipun, dan tidak pernah memenangkan lomba dan kompetisi manapun. Hal ini makin diperparah ketika krisis ekonomi menerjang Indonesia tahun 1998. Saat itu keluarga dari Bong Chandra mengalami kebangkrutan. Awalnya Bong Chandra tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, namun Beliau mulai sadar ketika melihat rumahnya sendiri dipasang sebuah pengumuman bahwa rumah ini "DIJUAL". Keadaan semakin parah ketika keluarga harus berhutang puluhan juta rupiah untuk membiayai kuliah Bong Chandra. Keadaan yang begitu sulit justru membentuk Bong Chandra menjadi seorang anak muda yang lebih tangguh dibandingkan dengan anak seusianya. Di usia 18 tahun, Bong Chandra mulai merintis bisnis bersama teman - temannya. Dalam merintis bisnisnya saat itu, Bong Chandra banyak mendapatkan hinaan dan comooh dari orang disekitarnya. Dengan sebuah motor butut, Beliau terus merintis bisnisnya siang dan malam. Pergi keluar kota sendirian, kos di tempat yang sangat sederhana dengan jatah makan siang hanya Rp 1.200. Kehujanan dan kepanasan adalah hal yang biasa dialami oleh Bong Chandra. Penolakan - penolakan yang dihadapi oleh Bong Chandra membuatnya bertumbuh menjadi seorang yang lebih kuat. Orang yang meremehkan dan menolaknya dulu sebenarnya telah melemparkan kayu ke dalam bara api yang menyala. Alih - alih down, Bong Chandra justru merasa tertantang untuk membuktikan kepada mereka yang meragukannya. Kini Bong Chandra telah berhasil membuktikan prestasi yang luar biasa kepada orang - orang yang dulu telah meragukannya. Saat ini Bong Chandra telah memimpin 6 perusahaan dan membawahi 250 staff karyawan, antara lain; PT. Perintis Triniti Property, PT. Bong Chandra Success System, PT. Free Car Wash Indonesia, dan PT BC Kuliner Indonesia. Bong Chandra juga merupakan seorang Developer yang saat ini juga telah selesai membangun Perumahan bernama Ubud Village di Selatan Jakarta seluas 5,1 hektar dengan nilai investasi Rp 180 Milyar. Bong Chandra juga merupakan pengarang buku Best Seller Unlimited Wealth yang saat ini hampir terjual 100.000 copy. 100% royati dari penjualan buku akan dsumbangkan ke Yayasan Vincentius Jakarta Pusat, selain itu Bong Chandra juga mengarang buku lainnya yang berjudul The Science of Luck yang juga menjadi Best Seller. Beliau juga memberikan motivasi ke lebih dari 2 juta orang di TV ONE. Seminarnya selalu dihadiri ribuan orang, terhitung sejak awal 2010, Bong Chandra telah mengadakan 10x Seminar yang masing2 dihadiri 3000 orang. Tahun 2009 Bong Chandra diundang untuk memberikan motivasi di Perusahaan Terbesar Dunia (versi Fortune 500). Bong Chandra juga telah diundang oleh beberapa perusahaan seperti, Shell, Bank BRI, Bank Mandiri, Panin, Commonwealth, Yamaha, Ciputra Group, PLN, Gramedia, Prudential, Sunlife, CNI, TVS Motor, TVI, Real Estate Indonesia, dan masih banyak lagi. Semua pencapaian di atas dimulai dari NOL bahkan hutang. ini membuktikan bahwa yang terpenting bukan siapa Anda sekarang, tetapi ingin seperti apa Anda besok. Sebagai seorang Motivator, Bong Chandra telah memberikan motivasi kepada lebih dari 2 juta orang di seluruh Indonesia. Ribuan orang telah mengalami perubahan hidup yang signifikan setelah menghadiri Seminar dan Trainingnya. 98% peserta mengaku puas dengan metode F.R.E.S.H yang diberikan oleh Bong Chandra. Antara lain; Flexible, Relevant, Empowering, S, H
Bong Chandra juga menyediakan jasa training bagi perusahaan Anda. Metode yang diberikan adalah metode PRAKTIS dan tidak berbelit-belit sehingga sangat mudah dimengerti dan diaplikasikan oleh seluruh karyawan di perusahaan Anda. Berikut ini adalah beberapa tema pilihan yang dapat Anda pilih : 1. Break Your Personal Limit
Untuk mengundang Bong Chandra di acara perusahaan Anda, silahkan hubungi Sumin Liu 081283868999 Lena Maria lahir di Jönköping, Swedia tahun 1968. Lena terlahir dalam keadaan cacat berat tanpa kedua lengan. Kaki kiri nya hanya berukuran setengah dari kaki kanannya. Lena mulai belajar berenang sejak berumur 3 tahun. Pada usia 18 tahun, Lena berhasil bergabung ke dalam tim nasional untuk mengikuti National Swedish Games. Pada Kejuaraan Dunia di tahun yang sama, Lena memenangkan dua medali emas dan mencetak dua rekor dunia dengan gaya renang kupu-kupu nya. Puncak karir berenang nya adalah Paralimpiade Games 1988 di Seoul, Korea Selatan. Dia mencintai musik sejak usia kecil, bakat bernyanyi nya sangat nyata meskipun tidak mempunyai kedua tangan. Lena memainkan piano dengan kaki nya dan bernyanyi dengan suara merdunya. Tahun 1987-1991 Lena Maria belajar di The Royal College of Music. Dari karirnya bernyanyi, Lena sudah melakukan tour ke seluruh dunia. Di Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Singapura dan Thailand dia menjadi yang paling populer. Melalui sekitar 60 tur-nya di Asia dengan konser, radio TV, dan media dan sekitar 50 CD dan filmnya, Lena telah menarik perhatian seluruh dunia. Lagunya di Opening Ceremony at the Paralympic Games di Nagano juga benar-benar sangat dihargai. Lena telah menjadi penyanyi profesional dunia yang luar biasa. Sampai detik ini ( Maret 2012) Lena masih melakukan konser ke seluruh dunia. Lena juga sangat mahir dalam mengemudi. Lena belajar mengemudi di usia 18 tahun. Dulu Lena mengemudi dengan kakinya. Tapi skarang dia memasang pengontrol khusus untuk mengemudi dengan fungsi rem dan gas mobil yang dirancang sesuai dengan kondisi fisiknya. Lena Maria juga telah menjadi seniman dan pembicara di Mouth and Foot Painting Artist Association sejak tahun 1990. Dia juga terlibat dalam berbagai kesempatan untuk berbicara tentang kualitas martabat, identitas dan kehidupan manusia. Pada tahun 1996 Lena Maria menulis sebuah buku tentang hidupnya berjudul 'Foot Notes'. Buku ini diterjemahkan dan diterbitkan dalam 14 bahasa dunia berbeda. Lena Maria juga telah menulis buku kedua yang berjudul 'Happy Days'. Selama musim semi 1997 dan 1998, Lena menjadi host untuk sebuah acara musik di televisi Swedia. 1998 ia terpilih sebagai 'Smalanning' of the year. Selama musim semi tahun 2005 dia menerima Honorary Citizenship of Taipei dan pada bulan Agustus tahun yang sama ia menerima ‘Artur Erikson’ schoolarship. Pada bulan Januari 2008 Lena Maria menerima H.M. The King's Medal dari Raja H.M. Carl XVI Gustaf dengan kata-kata, "For prominent accomplishment as an artist and athlete and as a model for people with disabilities in Sweden and abroad." Tahun 2009 Lena Maria mengadakan pidato di TED.com di mana tokoh dunia lainnya seperti Bill Gates dan Al Gore juga ikut mengambil bagian dalam acara tersebut. Lena berkata dia tidak pernah merasa sedih atas keadaan nya yang cacat ini karena ada begitu banyak hal yang dapat diatasi dalam kehidupan ini berkenaan dengan keadaan yang cacat. Beranikah kita mengatakan "SAYA TIDAK BISA" dalam segala hal??? Selagi kita memiliki pikiran dan keberanian bertindak, tidak αϑα kata TIDAK BISA dalam diri kita. Jika Lena Maria bisa, ANDA PASTI LEBIH BISA..!!! Untuk pengguna HP, download videonya di sini : http://s670.vuclip.com/83/67/8367531690fe98f6588fae0170b5c755/ba123207/bestmotivation_8367_w_2.3gp?c Yang ingin menonton videonya melalui layar komputer Anda : http://www.youtube.com/watch?v=lQtuyeYfPGo&feature=related Pada suatu hari, seorang anak menangis tersedu-sedu saat pulang dari sekolahnya. Melihat itu, dengan penuh kasih sayang, ibunya mendatangi si bocah. Saat ditanya, apa yang terjadi, si bocah hanya diam saja, sembari tetap mengucurkan air mata. Ia kemudian hanya menyerahkan selembar surat yang menurut gurunya harus diberikan segera pada ibunya. Sembari masih bertanya-tanya apa yang terjadi, si ibu segera membuka surat itu. Ternyata, surat itu menjawab pertanyaannya. Inilah isi surat itu: "Karena anak Anda terlampau bodoh dan tak mampu memahami pelajaran serta menghambat kemajuan proses pembelajaran di sekolah, demi rasa tanggung jawab kami kepada murid-murid lain, maka kami sangat mengharapkan agar anak Anda secara terhormat menarik diri sendiri dari sekolah." Rupanya, sebelum diberikan surat itu, si anak sudah diberi tahu oleh gurunya, agar esok hari tidak perlu masuk sekolah lagi. Hal itulah yang membuatnya menangis. Mendapati kondisi itu, sang ibu tak tinggal diam. Ia berusaha agar si anak bisa sekolah lagi. Namun, karena tetap tak diterima oleh sekolah itu, sang ibu yang juga seorang guru kemudian bertekad: "Kalau sekolah tak mau menerimamu lagi, jangan khawatir, Nak. Aku pun bisa menjadi guru yang baik untukmu..." Sejak saat itu, si bocah diajari berbagai hal oleh ibunya. Hal itu membuat si bocah berkembang menjadi anak yang punya keingintahuan sangat besar. Ia sering mengadakan berbagai eksperimen hingga akhirnya orangtuanya pun membuatkan laboratorium kecil di rumahnya. Tumbuh dengan kasih sayang dari orangtuanya, si bocah menjadi makin senang meneliti, apa saja. Dan, karena orangtuanya tak punya cukup uang untuk membiayai kesenangan putranya, si bocah mencoba mandiri. Ia lantas berjualan koran dan permen untuk mencari uang tambahan guna membiayai penelitiannya. Begitulah, si bocah kecil tumbuh jadi remaja yang sangat percaya diri. Meski berkali-kali gagal dalam eksperimennya, ia tetap terus mencoba dan mencoba lagi. Kasih sayang ibunya membuat ia jadi anak yang punya prinsip dan tidak takut gagal. Bahkan, saat orang lain sudah menyerah saat berkali-kali kurang sukses dengan yang dilakukan, ia terus maju. Dengan pembelajaran dan kasih sayang itulah, si bocah kini dikenal sebagai salah satu ilmuwan yang mampu mengubah dunia. Dialah Thomas Alva Edison. Sahabat yang Luar Biasa, Dalam kisah nyata di atas, sang ibu berhasil "menanamkan" benih manusia tangguh, berkarakter, dan kaya mental pada diri Edison. Dan terbukti, hasilnya membuahkan karya yang tak lekang oleh zaman. Mari, kita tanam benih-benih kebaikan. Landasi pula semua tindakan dengan kekayaan mentalitas dan kekuatan keyakinan, maka peran apa pun yang kita jalani saat ini, akan bermakna bagi kehidupan selanjutnya. Salam sukses, luar biasa! Kesegaran, rasa serta higinitas dari produk menjadi salah satu konsentrasi PT. SINAR SOSRO dalam menghasilkan produk-produk yang berkualitas. SOSRO merupakan pelopor produk teh siap minum dalam kemasan yang pertama di Indonesia. Nama SOSRO diambil dari nama keluarga pendirinya yakni SOSRODJOJO. Tahun 1940, Keluarga Sosrodjojo memulai usahanya di sebuah kota kecil bernama Slawi di Jawa Tengah. Pada saat memulai bisnisnya, produk yang dijual adalah teh kering dengan merek Teh Cap Botol dimana daerah penyebarannya masih di seputar wilayah Jawa Tengah. Tahun 1953, Keluarga Sosrodjojo mulai memperluas bisnisnya dengan merambah ke ibukota Jakarta untuk memperkenalkan produk Teh Cap Botol yang sudah sangat terkenal di daerah Jawa Tengah. Perjalanan memperkenalkan produk Teh Cap Botol ini dimulai dengan melakukan strategi CICIP RASA (product sampling) ke beberapa pasar di kota Jakarta. Awalnya, datang ke pasar-pasar untuk memperkenalkan Teh Cap Botol dengan cara memasak dan menyeduh teh langsung di tempat. Setelah seduhan tersebut siap, teh tersebut dibagikan kepada orang-orang yang ada di pasar. Tetapi cara ini kurang berhasil karena teh yang telah diseduh terlalu panas dan proses penyajiannya terlampau lama sehingga pengunjung di pasar yang ingin mencicipinya tidak sabar menunggu. Cara kedua, teh tidak lagi diseduh langsung di pasar, tetapi dimasukkan kedalam panci-panci besar untuk selanjutnya dibawa ke pasar dengan menggunakan mobil bak terbuka. Lagi-lagi cara ini kurang berhasil karena teh yang dibawa, sebagian besar tumpah dalam perjalanan dari kantor ke pasar. Hal ini disebabkan pada saat tersebut jalanan di kota Jakarta masih berlubang dan belum sebagus sekarang. Akhirnya muncul ide untuk membawa teh yang telah diseduh di kantor, dikemas kedalam botol yang sudah dibersihkan. Ternyata cara ini cukup menarik minat pengunjung karena selain praktis juga bisa langsung dikonsumsi tanpa perlu menunggu tehnya dimasak seperti cara sebelumnya. Pada tahun 1969 muncul gagasan untuk menjual teh siap minum (ready to drink tea) dalam kemasan botol, dan pada tahun 1974 didirikan PT SINAR SOSRO yang merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan di dunia. Model botol untuk kemasan Tehbotol Sosro mengalami tiga kali perubahan yakni : 1. Botol Versi I Dikeluarkan pada tahun 1970 dengan merek TEHCAP BOTOL SOFT DRINK SOSRODJOJO 2. Botol Versi II Dikeluarkan pada tahun 1972 dengan merek TEH CAP BOTOL (dengan penulisan ”CAP” lebih kecil, sehingga orang lebih membaca TEH BOTOL), selain itu Penulisan Soft Drink dihilangkan, dan tulisan TEH BOTOL diganti dengan warna merah putih yang menggambarkan produk asli Indonesia. Penulisan Sosrodjojo juga disingkat menjadi SOSRO dalam logo bulat merah. 3. Botol Versi III Pada tahun 1974, terjadi perubahan design botol yang ke-III. Design botolnya tidak seperti botol versi I & II. Dengan bentuk botol yang baru dan perubahan pada penulisan merk TEHBOTOL SOSRO pada kemasannya. Design botol ke-III ini diperkenalkan seiring dengan didirikannya pabrik PT. SINAR SOSRO yang pertama di daerah Cakung, Jakarta. Kisah sukses Teh Botol sosro Secara perlahan dengan promosi yang tepat, Teh Sosro mulai menunjukkan kisah suksesnya. Masyarakat mulai merasa mendapatkan manfaat berupa praktis, enak dan dingin. Sekarang minum teh pakai botol bukanlah hal yang tabu lagi. Dan tahukah Anda, bahkan para perusahaan minuman ringan kelas berat seperti coca cola tidak sukses merebut hati masyarakat indonesia dalam hal teh botol. Sekarang sosro menjadi bisnis buatan dalam negeri yang sangat membanggakan. |