Pada periode 10-12 Agustus 2015 IHSG mengalami penurunan cukup dalam sebesar 6,3 persen dalam dua hari perdagangan. Ambrolnya IHSG tentunya diiringi dengan jatuhnya harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kondisi itu dijadikan kesempatan oleh perusahaan asuransi dan investasi untuk mendapatkan saham-saham unggulan dengan harga yang lebih murah. Salah satunya PT Prudential Life Assurance.
Perusahaan asuransi berbasis di Inggris ini menambah investasi pada saham PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), salah satu bisnis media milik grup Bakrie. Transaksi pembelian saham VIVA dilakukan pada 10 dan 12 Agustus 2015 pada kisaran harga Rp423 - 431 per saham.
Secara total, Prudential membeli 3,8 juta lembar saham VIVA. Sebagai informasi, saham VIVA sejak 10 - 12 Agustus hanya turun 1,3 persen dibanding IHSG yang turun sampai dengan 6 persen. Saat ini VIVA diperdagangkan lebih rendah pada Rp424 per saham.
Selain VIVA, prudential juga membeli saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC). Prudential membeli sebanyak 291 ribu lembar saham MEDC pada kisaran harga Rp2.421 - 2.500 per saham. Sayangnya harga saham MEDC hari ini sudah turun lebih jauh menjadi Rp2.090. Perusahaan minyak dan gas milik pengusaha Arifin Panigoro ini mencetak kinerja negatif pada semester I-2015. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, MEDC mencatatkan rugi bersih senilai $17,5 juta atau setara Rp232,7 miliar.
Aksi borong saham tidak hanya dilakukan Prudential. Perusahaan investasi asing berbasis di Skotlandia Aberdeen Asset Management melalui Aberdeen Asset Management Asia Ltd. melakukan hal yang sama. Aberdeen pada 12 Agustus membeli 82.500 lembar saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP). Aberdeen membeli saham perusahaan semen ini pada kisaran harga Rp18.115 - 18.127 per saham. Setelah transaksi tersebut, kepemilikan Aberdeen naik tipis menjadi 7,92 persen dari sebelumnya 7,91 persen.
Pembelian tetap dilakukan Aberdeen walaupun INTP mengalami penurunan kinerja pada semester I-2015. Laba INTP semester I tercatat sebesar Rp2,3 triliun turun 8,4 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan kinerja tidak terlepas dari lesunya penjualan semen nasional. Volume penjualan semen domestik hanya 8,2 juta ton, kalah dari periode yang sama tahun sebelumnya 9 juta ton.
Aberdeen juga memborong saham PT Astra International Tbk (ASII) pada harga rata-rata Rp6.344 per saham. Transaksi dilakukan pada 13 Agustus untuk 3 juta lembar saham ASII. Astra juga tidak luput dari penurunan kinerja pada semester I tahun ini. Laba bersih ASII pada semester I tercatat sebesar Rp8,05 triliun turun 18 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Saham-saham yang dibeli oleh Prudential dan Aberdeen pada 11 - 13 Agustus lalu memang mengalami penurunan kinerja pada semester I-2015. Namun, penurunan harga yang terjadi sejak awal tahun tentunya membuat harga nampak lebih murah. Secara year-to-date (ytd) ASII sudah turun 16 persen, INTP turun 27 persen, MEDC turun 45 persen dan VIVA turun 11,3 persen.
Grafik: Return Saham year-to-date (sumber : bareksa.com)
Kondisi itu dijadikan kesempatan oleh perusahaan asuransi dan investasi untuk mendapatkan saham-saham unggulan dengan harga yang lebih murah. Salah satunya PT Prudential Life Assurance.
Perusahaan asuransi berbasis di Inggris ini menambah investasi pada saham PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), salah satu bisnis media milik grup Bakrie. Transaksi pembelian saham VIVA dilakukan pada 10 dan 12 Agustus 2015 pada kisaran harga Rp423 - 431 per saham.
Secara total, Prudential membeli 3,8 juta lembar saham VIVA. Sebagai informasi, saham VIVA sejak 10 - 12 Agustus hanya turun 1,3 persen dibanding IHSG yang turun sampai dengan 6 persen. Saat ini VIVA diperdagangkan lebih rendah pada Rp424 per saham.
Selain VIVA, prudential juga membeli saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC). Prudential membeli sebanyak 291 ribu lembar saham MEDC pada kisaran harga Rp2.421 - 2.500 per saham. Sayangnya harga saham MEDC hari ini sudah turun lebih jauh menjadi Rp2.090. Perusahaan minyak dan gas milik pengusaha Arifin Panigoro ini mencetak kinerja negatif pada semester I-2015. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, MEDC mencatatkan rugi bersih senilai $17,5 juta atau setara Rp232,7 miliar.
Aksi borong saham tidak hanya dilakukan Prudential. Perusahaan investasi asing berbasis di Skotlandia Aberdeen Asset Management melalui Aberdeen Asset Management Asia Ltd. melakukan hal yang sama. Aberdeen pada 12 Agustus membeli 82.500 lembar saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP). Aberdeen membeli saham perusahaan semen ini pada kisaran harga Rp18.115 - 18.127 per saham. Setelah transaksi tersebut, kepemilikan Aberdeen naik tipis menjadi 7,92 persen dari sebelumnya 7,91 persen.
Pembelian tetap dilakukan Aberdeen walaupun INTP mengalami penurunan kinerja pada semester I-2015. Laba INTP semester I tercatat sebesar Rp2,3 triliun turun 8,4 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan kinerja tidak terlepas dari lesunya penjualan semen nasional. Volume penjualan semen domestik hanya 8,2 juta ton, kalah dari periode yang sama tahun sebelumnya 9 juta ton.
Aberdeen juga memborong saham PT Astra International Tbk (ASII) pada harga rata-rata Rp6.344 per saham. Transaksi dilakukan pada 13 Agustus untuk 3 juta lembar saham ASII. Astra juga tidak luput dari penurunan kinerja pada semester I tahun ini. Laba bersih ASII pada semester I tercatat sebesar Rp8,05 triliun turun 18 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Saham-saham yang dibeli oleh Prudential dan Aberdeen pada 11 - 13 Agustus lalu memang mengalami penurunan kinerja pada semester I-2015. Namun, penurunan harga yang terjadi sejak awal tahun tentunya membuat harga nampak lebih murah. Secara year-to-date (ytd) ASII sudah turun 16 persen, INTP turun 27 persen, MEDC turun 45 persen dan VIVA turun 11,3 persen.
Grafik: Return Saham year-to-date (sumber : bareksa.com)