Jakarta, CNBC Indonesia - Berbicara mengenai asuransi, CEO Sipundi.id, Mada Aryanugraha mengaku kerap mendapati beberapa orang yang nampak belum memahami fungsi dan cara kerja asuransi. Mereka mengeluhkan dan mengkritik produk perlindungan tersebut.
Menariknya setelah dipelajari dan didalami terkait keluhan-keluhan produk asuransi, baik melalui klien-klien yang pernah ia tangani, keluarga, teman maupun dari peserta seminar yang pernah dijalani, di antara mereka mengeluh karena merasa rugi dan sebagian lainnya merasa manfaat yang didapatkan tidak sesuai dengan yang dibutuhkan. Dari keluhan tersebut hal yang paling menarik adalah ditemukan kata rugi. Mada seorang Independent Financial Planner yang telah tersertifikasi sejak tahun 2011 ini pun telusuri lebih dalam, dan mengungkapkan, kebanyakan di antara mereka merasa rugi karena sudah membayar premi bertahun-tahun tetapi tidak mendapatkan apa-apa sampai dengan masa asuransi habis. Kenapa alasan rugi ini menjadi hal yang menarik buatnya? Karena asuransi merupakan sebuah hal yang penting untuk dimiliki karena perannya sebagai proteksi atau melindungi diri dari risiko kehidupan yang dapat menimbulkan kerugian finansial. "Jadi pada dasarnya asuransi itu sifatnya adalah proteksi, melindungi diri dari kemungkinan kerugian finansial. Sesuai dengan prinsip dasar asuransi yaitu "utmost good faith" yang artinya itikad baik sepenuhnya dan bertujuan memberikan perlindungan," terang Mada. Adapun kalimat yang seringkali dikeluhkan menurut Mada adalah "Saya sudah membayar premi asuransi kesehatan selama 10 tahun lebih, tetapi tidak pernah klaim, dan tidak ada uang kembali sampai dengan masa kontrak asuransi habis,". Hal ini ujar Mada seharusnya disyukuri, karena ternyata sudah diberikan kesehatan sehingga tidak mengalami sakit dan harus dirawat di rumah sakit dalam 10 tahun terakhir, meskipun artinya tidak ada klaim yang dilakukan dan tambahan manfaat belum dirasakan. Asuransi baru akan bekerja melindungi, justru ketika terjadi risiko dalam kehidupan. Selama tidak terjadi risiko, maka asuransi hanya akan berjaga-jaga saja waspada dengan kondisi seiring berjalannya waktu. Begitu pula dengan produk unit link, yakni produk asuransi proteksi yang dikaitkan dengan investasi. Mada juga mendapati beberapa nasabah punya mispersepsi ketika mengetahui jumlah nilai tunai asuransi yang tidak sama dengan uang premi yang telah dibayarkan, hal ini karena ketidaktahuan nasabah atau kurangnya tingkat pengetahuan nasabah terkait produk asuransi unit link. Sejatinya produk asuransi unit link merupakan produk asuransi yang menekankan pada manfaat perlindungan. Meskipun begitu, produk ini unik karena juga memiliki manfaat investasi. Oleh karena itu, premi yang dibayarkan oleh nasabah dialokasikan untuk membayar biaya asuransi dan juga investasi. Pelajari lebih lanjut mengenai biaya-biaya asuransi pada tautan berikut ini: https://www.prudential.co.id/id/pulse/article/selain-premi-ada-biaya-asuransi-lain-yang-wajib-dibayar-apa-saja/ Selama perlindungan masih berjalan, nasabah harus terus membayarkan biaya asuransi. Jika pada suatu waktu nasabah menghendaki melakukan cuti premi atau sementara waktu berhenti membayar premi namun manfaat proteksi tetap berjalan. Cuti Premi, bukan berarti sudah tidak ada lagi biaya asuransi yang harus dibayarkan. Ketika cuti premi dilakukan, maka biaya asuransi akan tetap dikenakan, dipotong dari nilai tunai investasi yang sudah terbentuk. Oleh karena itu pastinya nilai tunai akan berkurang karena dipakai untuk membayar biaya asuransi sesuai polis. Keunikan manfaat perlindungan serta cuti premi membuat produk unit link tidak dapat disamakan secara langsung dengan produk deposito, investasi reksadana atau bahkan dengan investasi saham sekalipun. Lebih lanjut lagi, nilai tunai di unit link bergerak fluktuatif seiring dengan perkembangan pasar modal atau risiko pasar yang disebabkan oleh kondisi ekonomi dan/atau sentimen pasar modal yang dapat menyebabkan nilai investasi dapat mengalami kenaikan maupun penurunan, akibatnya nilai unit yang dimiliki oleh pemegang polis juga mengikuti pergerakan pasar. Menurut Mada, rasa rugi yang seakan dialami oleh nasabah asuransi adalah karena adanya 2 faktor. Pertama karena faktor rendahnya pengetahuan atau literasi nasabah terkait produk asuransi. Sehingga sering kali nasabah membeli asuransi bukan karena dasar kebutuhan. Kedua karena faktor misekspektasi antara tenaga pemasar asuransi dengan nasabah akibat nasabah tidak mempelajari dan memahami dengan baik perjanjian atau polis yang disetujui. Faktor-faktor ini bisa dihindari oleh calon nasabah dengan mempelajari, mencari tahu seputar produk asuransi yang akan dibeli, dan memahami polis yang telah disetujui bersama sebelum menandatangani perjanjian. Penting pula bagi calon nasabah untuk membaca dan memahami ilustrasi dan polis secara detail. Jika ada hal yang tidak dipahami, jangan sungkan menanyakan langsung kepada tenaga pemasar maupun perusahaan asuransi langsung. Pada umumnya setiap perusahaan asuransi telah memberikan beragam pelatihan kepada tenaga penjualnya untuk memastikan mereka memiliki pengetahuan dan menguasai detail informasi produk yang akan dijual. Bahkan OJK (Otoritas Jasa keuangan) melalui AAJI (Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia) mewajibkan tenaga penjual asuransi harus lulus ujian dan memiliki sertifikasi tertentu terlebih dahulu. Terdapat juga free look period, sebuah masa mempelajari polis dengan rentang waktu tertentu sehingga jika tidak sesuai maka nasabah dapat membatalkan polis dan mendapatkan uang premi kembali yang tentunya dikurangi dengan biaya-biaya terkait. Dalam hal ini, penting pula bagi calon nasabah untuk memastikan cermat memastikan produk asuransi yang dipilih sesuai dengan kebutuhan dan berasal dari perusahaan yang terpercaya. Sebagai contoh, perusahaan asuransi Prudential Indonesia memiliki berbagai produk yang dapat menyesuaikan kebutuhan dan rencana keuangan nasabah. Prudential juga telah puluhan tahun memimpin pasar asuransi jiwa. Perusahaan asuransi Prudential sudah melindungi 2,5 juta tertanggung dan membayarkan klaim serta manfaat hingga Rp 16,6 triliun sepanjang 2021. Lantas apakah iya Asuransi Unit Link itu merugikan? Buat Mada, Asuransi Unit Link tidak akan memberikan kerugian, selama sesuai dengan kebutuhan. Jika memang unit link itu merugikan tentunya tidak akan mungkin bertahan selama puluhan tahun, di mana unit link masuk ke Indonesia sejak tahun 1988. Dan pastinya OJK sebagai regulator akan melarang penjualan unit link jika memang merugikan. Bahkan berdasarkan data di tahun 2021 kontribusi penjualan premi unit link masih mendominasi sampai dengan 62,9% dari keseluruhan total pendapatan premi asuransi se-Indonesia, hal ini memberikan gambaran bahwa masyarakat Indonesia masih percaya dengan manfaat asuransi unit link. Apalagi di tahun 2021 saja, sudah tercatat sebesar Rp 101,57 triliun total klaim yang telah dibayarkan kepada nasabah unit link secara nasional dari seluruh perusahaan asuransi, menunjukkan bahwa sudah ada manfaat yang dirasakan oleh nasabah unit link. "Saya sekali lagi mengingatkan bahwa asuransi merupakan bagian penting dalam ketahanan finansial, dimana manfaat utamanya adalah sebagai proteksi atau perlindungan untuk menghindari kita dari kerugian secara finansial, bukan untuk mencari keuntungan. Maka dari itu bijaklah dalam membeli asuransi, pastikan kebutuhan asuransi anda terlebih dahulu sebelum membeli asuransi," tutup Mada. #SuminLiu Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20220725161600-52-358395/beli-produk-asuransi-bikin-rugi-apa-benar
0 Comments
Ramadan telah memasuki minggu ketiga, sebentar lagi Hari Raya Idul Fitri tiba. Itu artinya sebagian besar masyarakat Indonesia telah menerima Tunjangan Hari Raya alias THR. Jika tidak cermat, THR akan habis begitu saja, mengingat kebutuhan menjelang Lebaran sangatlah banyak.
“Beberapa hari menjelang hari raya banyak orang yang menghabiskan uang THR untuk membeli hal-hal yang sifatnya konsumtif. Sebaiknya uang THR tersebut digunakan untuk membayar hutang, menabung, membayar zakat, dana darurat, membeli kebutuhan lain untuk hari raya, dan 10% - 20% dari uang THR dapat dialokasikan untuk berinvestasi. Pastikan bahwa aplikasi atau platform yang digunakan telah terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo),” tutur Head of Growth Zipmex Indonesia, Siska Lestari. THR memang sejatinya diberikan oleh pemberi kerja untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pekerjanya dalam menyambut hari Lebaran. Tapi, jangan sampai THR hanya lewat begitu saja. Tidak ada salahnya, jika kita mengelola sebagian dari uang THR yang kita dapatkan untuk tabungan masa depan Siska Lestari memberikan lima tips yang bisa dlakukan untuk memanfaatkan uang THR dengan bijak, khususnya sebagai tabungan di masa depan: 1. Niatkan tekad untuk menabung Penting untuk dapat menyisihkan uang THR untuk ditabung. Selain akan sangat berguna untuk masa depan, menabung juga dapat mencegah untuk berperilaku konsumtif dengan membeli barang-barang yang tidak diperlukan. Mulai menabung sekecil apapun, sangat berarti untuk dapat membentuk kebiasaan baik di masa depan. 2. Alokasikan sebagian untuk dana darurat Sesuai dengan namanya, dana darurat berfungsi sebagai sumber dana yang dapat digunakan untuk hal-hal yang tidak terduga seperti saat terkena PHK, munculnya pandemi, kebutuhan mendadak, dan lain sebagainya. Dana darurat merupakan salah satu bagian dalam perencanaan keuangan yang wajib dimiliki, karena dapat mencegah memiliki hutang, menutupi biaya mendesak, bahkan dapat menjadi dana untuk masa depan. 3. Sisihkan untuk memenuhi kebutuhan asuransi Asuransi sangat penting untuk dimiliki di saat ini. Memiliki asuransi dapat dikategorikan sebagai menabung, karena asuransi dapat berguna untuk keadaan-keadaan mendesak di luar ekspektasi dan tidak diinginkan seperti saat kecelakaan, kematian, dan lainnya. Kerugian-kerugian atas kejadian tersebut dapat diminimalisasi dengan asuransi yang sudah dimiliki. 4. Menyiapkan dana pensiun sedikit demi sedikit Tabungan pensiun dapat menjadi jaminan di hari tua saat usia sudah tidak produktif lagi. Hal tersebut dilakukan agar di masa tua, masih dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Menggunakan uang THR untuk dialokasikan ke dana pensiun merupakan suatu hal yang bijak. 5. Perluas portfolio Investasi Dengan mengalokasikan THR untuk berinvestasi, Anda dapat memiliki masa depan yang aman dan tenang. Saat ini sudah banyak instrumen investasi yang memudahkan untuk mulai berinvestasi. Dari mulai emas, saham, reksadana sampai kripto. Belakangan kripto menjadi salah satu instrumen investasi yang menjanjikan dan menjadi salah satu dari lima instrumen investasi terpopuler bersama dengan emas. Siska menambahkan, walau kripto dikenal dengan tingkat volatilitas yang tinggi namun saat ini kripto menjadi salah satu instrumen yang paling diminati untuk investasi jangka panjang. Ada banyak jenis aset kripto yang bisa dipilih untuk berinvestasi seperti Bitcoin, Ethereum, Tether, atau USD Coin.! berinvestasi di kripto. Pilih juga platform yang sudah jelas, teregulasi, resmi, dapat dipercaya dan menawarkan keamanan untuk berinvestasi. Salah satu hal yang perlu dilakukan saat ingin melakukan investasi baik di kripto maupun instrumen lainnya adalah dengan melakukan analisis yang baik terhadap instrumen investasi yang diinginkan. Mulai dari pasar kripto itu sendiri, cara kerjanya, jenis aset kripto, bahkan fitur, produk, layanan menarik yang ditawarkan oleh platform investasi kripto. Keamanan menjadi hal yang sangat penting dalam bertransaksi kripto. Maka dari itu, pastikan bahwa aplikasi atau platform yang digunakan telah terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi/Bappebti dan diawasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Sumber : https://swa.co.id/swa/capital-market/personal-finance/5-tips-manfaatkan-uang-thr-sebagai-tabungan-masa-depan
Financial planning atau perencanaan keuangan adalah salah satu cara yang sangat penting untuk dilakukan bagi setiap orang yang berharap setiap keinginan bisa terwujud. Sebuah impian tersebut tidak akan bisa tercapai tanpa adanya sebuah perencanaan yang matang.
Melalui financial planning yang benar, kamu akan menjadi lebih sadar akan ke mana uang mengalir, lalu bisa mengevaluasinya di bulan berikutnya. Lalu apa itu financial planning? Bagaimana cara membuat financial planning yang benar? Yuk cari tahu selengkapnya. Apa itu financial planning? Financial planning adalah strategi mengatur keuangan pribadi yang mempunyai suatu tujuan finansial. Sebenarnya sejak kecil mungkin kita sudah mempraktikkan perencanaan keuangan secara sederhana. Misalnya saat mendapatkan uang jajan lalu kamu mulai memperhitungkan untuk apa saja uang tersebut, lalu bagaimana cara agar uang tersebut bisa cukup untuk memenuhi keinginan kamu. Kalau kamu sudah merencanakan dengan baik, tentu uang tersebut akan cukup. Tetapi jika tidak, bisa-bisa uang jajanmu habis tanpa sisa. Perencanaan keuangan dapat membantumu membedakan mana yang menjadi keinginan, mana yang merupakan kebutuhan, dan mana yang bisa ditunda serta harus didahulukan. Kemudian jika pengeluaran ternyata lebih banyak dibanding pendapatan, kamu pun tahu mana prioritas pengeluaran yang harus dihentikan. Maka dalam financial planning harus mencakup evaluasi dari sumber pendapatan dan pengeluaran, kemudian menentukan tujuan finansial di masa depan. Sebab, tujuan finansial cenderung berubah-ubah sesuai dengan kondisi finansial seseorang, tahapan kehidupan, dan kebutuhannya. Pengertian perencanaan keuangan berbeda dengan pencatatan pengeluaran biasa. Perencanaan keuangan jauh lebih kompleks karena melibatkan tujuan-tujuan yang ingin kamu capai secara finansial. Dalam financial planning, ada beberapa hal yang harus tersedia, seperti:
Tujuan dan manfaat financial planning Tujuan financial planning yang paling utama tentu saja untuk melihat kondisi keuangan demi tercapainya impian. Tetapi sebenarnya ada lagi beberapa manfaat yang akan didapatkan jika kamu membuat financial planning, yaitu:
Cara membuat financial planning yang baik Mengingat pentingnya perencanaan keuangan, penting bagi kamu untuk mengetahui bagaimana proses perencanaan keuangan dengan tepat. Berikut ini 5 cara yang bisa kamu lakukan dalam membuat financial planning yang benar. 1. Tetapkan tujuan finansial dan targetnya Masing-masing individu memiliki financial planning yang berbeda. Kebutuhan seorang yang masih lajang, tentu akan berbeda dengan kebutuhan mereka yang sudah berkeluarga. Demikian pula dengan tujuan finansialnya. Tujuan finansial yang ingin dicapai seseorang sebelum dan sesudah menikah pasti berbeda, demikian pula dengan prioritasnya. Misalnya saat ini kamu berusia 25 tahun dan sudah memiliki satu anak. Kemudian pendapatanmu saat ini Rp7 juta. Tujuan finansialmu saat ini adalah membeli rumah. Tentukan target untuk financial planning tersebut, misalnya mencicilnya selama 20 tahun. 2. Kumpulkan data finansial Setelah tahu tujuan finansial dan targetnya, selanjutnya kamu harus mencatat secara rinci berapa jumlah aset dan dana likuid yang kamu miliki, termasuk deposito, aset tidak bergerak, dan tabungan. Kemudian bandingkan dengan utang yang masih harus kamu lunasi. Data lain yang tidak kalah penting adalah bagaimana arus kas keuanganmu selama ini dan berapa banyak uang yang kamu habiskan untuk masing-masing pos keuangan. Lalu susun rencana yang rinci tentang langkah finansial jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang untuk disertakan dalam financial planning. 3. Tentukan prioritas pengeluaran Untuk menentukan prioritas pengeluaran, kamu harus bisa mengkategorikan pengeluaran berdasarkan jenis-jenis pengeluaran. Biasanya di dalam financial planning pribadi, kategori tersebut terbagi menjadi empat poin utama berikut.
Alokasi dana yang sesuai untuk kategori ini adalah 50-30-10-10. Ini berarti 50 persen dari gaji bulanan dialokasikan untuk kebutuhan hidup, 30 persen untuk cicilan, 10 persen untuk investasi dan tabungan, dan 10 persen sisanya untuk dana sosial. Berapa yang kamu perlu sisihkan dari penghasilan untuk ditabung, coba hitung saja dengan kalkulator menabung bulanan berikut.
4. Memantau kondisi keuangan
Setelah menetapkan prioritas, selanjutnya melakukan implementasi budget yang sudah dikategorikan dan lakukan penyesuaian yang diperlukan. Bisakah 30 persen dari gaji kamu untuk memenuhi cicilan? Jika tidak, maka ada dua cara yang bisa kamu lakukan untuk menyesuaikan financial planning, yaitu:
5. Minta bantuan financial planner Pengelolaan keuangan tidak bisa dipelajari dalam satu atau dua minggu. Proses ini berlangsung selama bertahun-tahun sampai kamu bisa membuat perencanaan keuangan yang tepat. Namun, jika ingin lebih cepat, kamu bisa meminta bantuan financial planner atau perencana keuangan. Financial planner adalah seorang ahli yang membantu kliennya mencapai tujuan keuangan, misalnya dana pendidikan, pensiun, beli rumah, dan seterusnya. Berikut ini tugas seorang financial planner.
Nantinya, perencana keuangan dapat memberikan analisis yang objektif dengan melakukan diagnostik melalui financial check-up. Mereka akan meminta semua data keuangan kamu, kemudian diinput dan dikalkulasi, lalu mereka menganalisis apakah kondisi keuangan sedang sehat atau tidak? Mereka juga akan mencarikan solusi dan membantumu menyusun financial planning yang tepat secara objektif, berdasarkan angka serta hitung-hitungan yang ideal. Cermat atur keuangan dengan asuransi jiwa dan kesehatan Namanya hidup tidak lepas dari risiko. Entah itu risiko jatuh sakit, risiko kecelakaan, risiko bisnis bangkrut, risiko di PHK, risiko kepala keluarga meninggal dunia, dan lain-lain. Walau sudah berdoa untuk tidak mengalami risiko-risiko tersebut, tapi terkadang hal-hal tersebut tidak terelakkan. Hal terbaik yang kita bisa lakukan adalah mengantisipasinya. Salah satu antisipasi yang harus kita lakukan tentu dengan membuat perencanaan keuangan yang baik. Daftar asuransi menjadi bagian dari financial planning. Produk perlindungan asuransi yang cocok dengan kebutuhanmu saat ini adalah asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Dengan asuransi kesehatan, kamu tidak perlu cemas dengan mahalnya tagihan berobat di rumah sakit karena semua akan ditanggung oleh perusahaan asuransi. Dengan begitu, keuanganmu akan lebih sehat dan tidak akan terganggu saat ada risiko yang mengintai. Sama halnya dengan manfaat asuransi jiwa yang akan memberimu dan keluarga santunan tunai jika kamu mengalami risiko kehilangan pekerjaan akibat terkena PHK atau kecelakaan yang menghambatmu untuk bisa bekerja kembali. Kalau kamu ingin berkonsultasi lebih jauh mengenai langkah-langkah merencanakan keuangan yang sesuai dengan keadaan keuanganmu, jangan ragu untuk bertanya di Tanya Lifepal, ya! |