Dana Darurat merupakan salah satu pondasi dasar untuk mengukur seberapa sehat keamanan keuangan yang kita miliki, ibarat rumah kalau pondasinya nggak kuat, nggak kokoh pasti diterpa angin, hujan, maupun cuaca ekstrim lainnya pasti roboh, sama halnya dengan kondisi keuangan yang kita miliki, sebegitu pentingnya peran dana darurat, agar kita tidak mudah mengalami kesulitan keuangan, ada baiknya kita sesegera mungkin menghimpun dana darurat yang kita miliki. Besar dana darurat pastinya sudah disesuaikan dengan kebutuhan status, kebutuhan, setiap individu berbeda-beda, karena jumlahnya yang mungkin terbilang cukup besar bagi setiap individu dengan kemampuan dan kondisi keuangan yang berbeda, maka kabar baiknya dana darurat bisa dicicil, tidak harus dihimpun dalam satu waktu, harus sebesar dengan kebutuhan kita, namun jika ada yang memutuskan demikian pun juga tidak masalah, hal tersebut bagus adanya, tinggal sekarang melakukan diversifikasi penyimpanannya, agar bisa melawan laju inflasi. Nah kasus di atas adalah contoh bagi kita yang baru paham betapa pentingnya dana darurat, dan yang telah memiliki dana darurat, lalu, berikut adalah beberapa poin tentang salah kaprahnya asal atau sumber dana yang kelak akan kita gunakan sebagai dana darurat kita, apa saja? bisa dilihat poin per poinnya. 1. SEGALA INSTRUMEN UTANG, KTA, PINJAMAN ONLINE, KARTU KREDITHayo siapa yang disini masih berpikir demikian?, kalau-kalau dalam keadaan terdesak, instrumen utang merupakan dana darurat yang bisa memenuhi kebutuhan kita dalam keadaan terjepit? ngaku! jujur! sedari sekarang! Kalau pun masih melakukan hal demikian, ya bisa dibilang lumrah atau sah-sah aja sih, tapi dengan catatan apabila posisi kita memang sedang dalam tahap baru menghimpun dana darurat dan kita membutuhkan dana yang besar. Kalau pun kecil selama masih mampu di selesaikan dengan sejumlah uang yang kita miliki, dan sudah kita rencanakan sebagai dana darurat, lebih baik menggunakan uang tersebut. Dan bila dalam jumlah besar, mungkin kita bisa menggunakan fasilitas cicilan di sini. Begini penjelasannya, namanya dana darurat kita terdesak, kalau kita berutang justru akan menambah beban bunga yang harus kita bayar lagi, baik dalam bentuk apapun itu instrumen utangnya, namun seperti yang disebutkan mungkin lumrah kalau kita sedang dalam tahap menghimpun dana darurat, dan butuh dalam jumlah besar, di sebagian kasus nyata, sah-sah saja misal menggunakan kartu kredit sebagai dana darurat dengan beberapa catatan. Menggunakan kartu kredit untuk dana darurat harus melunasi sebelum tagihan kita terbit, atau membayar penuh sesuai yang kita sudah gunakan dan bukan pembayaran minimum, pun juga memperhatikan tanggal jatuh temponya, guna menjaga kredibilitas kita dimata kreditur apabila mau menggunakan instrumen utang sebagai dana darurat, namun sejujurnya tidak disarankan. 2. UANG MILIK ORANG TUABegini, sebenarnya menggunakan uang milik orang tua kita sebagai dana darurat bisa dilihat dalam berbagai macam sudut pandang semuanya tergantung kondisi keuangan orang tua kita, pengalaman yang kita tahu, serta cara berpikir kita, karena bagi Sebagian dari kita yang memiliki orang tua yang bisa dibilang sehat secara keuangan akan sangat lumrah menjadikan orang tua sebagai tumpuan kebutuhan keuangan kita dalam kondisi terdesak, namun tidak bagi kita yang datang dari generasi sandwich. Menjadikan uang milik orang tua sebagai dana darurat bukanlah pilihan yang bijak, selain bergantung juga pada bantuan kita, masa iya sih kita tega meminta Kembali uang yang sudah kita berikan kepada orang tua kita, untuk kita gunakan Kembali, karena kondisi keuangan kita juga mengkhawatirkan. Namun begini, sebagai pribadi yang seharusnya mandiri dan sehat secara keuangan, tidak semestinya kita menyulitkan kondisi keuangan orang tua kita, meskipun kita memang ternyata dalam kondisi kesulitan secara keuangan, namanya dalam proses mandiri, hal tersebut lumrah sebagai tantangan yang harus kita lewati, meskipun akan ada dari kita yang mengatakan, kondisi meminjam uang kepada orang tua lebih baik ketimbang terkena bunga dari instrumen utang. Yes!, jawabannya bisa jadi benar-benar saja, tapi pasti Sebagian yang tetap pada pendirian lebih baik terkena bunga ketimbang menjadi beban orang tua pun juga bisa benar, pada akhirnya, kita pelan-pelan saja untuk mulai melepaskan beban orang tua kita, apabila kita belum mampu langsung sepenuhnya, karena Kembali lagi, kondisi keuangan setiap orang berbeda-beda, yang penting, tercapai tujuan keuangan kita mandiri secara dana darurat bermanfaat! 3. INSTRUMEN KEUANGAN PROFILE RISIKO TINGGIInstrumen investasi yang kita sudah letakkan uang kita disana apalagi yang memiliki resiko tinggi seperti Saham, Mata Uang Kripto, Mata Uang Asing, bukan lah merupakan sumber dana darurat kita, mengapa demikian? dari awal aja udah melewati tahap perencanaan keuangan yang sehat dan semestinya seperti apa, poinnya harusnya memenuhi kebutuhan dana darurat dulu, baru mulai menentukan instrumen investasi, bukan berinvestasi dulu pada instrumen yang tinggi resikonya baru mulai menghimpun dana darurat, asumsinya kalau kita melakukan hal demikian, justru Ketika kita membutuhkan dana darurat, karena kita berinvestasi duluan dan pada instrumen tinggi resiko, maka kita akan segera mencairkannya, nah masalahnya bertambah Ketika hari itu instrumen investasi kita sedang dalam posisi rugi. Hal tersebut selain mengurangi nilai investasi kita, kita juga kehilangan sejumlah dana darurat yang kita pikir akan bertambah, hasilnya justru sebaliknya, belum lagi ditambah tempo waktu pengambilan yang tidak bisa langsung dicairkan dalam menit detik itu juga, justru semakin memperburuk kondisi kita, maka jalan pintasnya kita akan menggunakan instrumen utang, atau meminjam uang kepada orang tua kita. Dan pada akhirnya kita sudah memiliki keuangan yang bisa dibilang tidak sehat, dan Kembali bergantung kepada orang tua, dan akhirnya kita tidak menjadi mandiri secara keuangan, so perhatikan ya dengan seksama, uang dalam instrumen investasi berisiko tinggi bukan sumber dana darurat kita. 4. TABUNGAN KETENAGAKERJAAN ATAU JAMINAN HARI TUAKalau pada kasus kali ini, biasanya umum terjadi pada karyawan yang baru mengundurkan diri pada tempat kerja, mencairkan Tabungan Ketenagakerjaan, Jaminan Hari Tua, yang sudah cukup lama dikumpulkan sesuai dengan lama waktu bekerja mengabdi pada suatu perusahaan, karena kondisi yang banyak macam, terkena pemutusan hubungan kerja, atau mengundurkan diri tanpa memiliki dana darurat atau sumber penghasilan lainnya, yang ada malah mencairkan tabungan tersebut, dan beramsumsi sebagai dana darurat, iya sebenarnya sah-sah aja yang bekerja kita, yang menggunakannya juga untuk kita sendiri, bukan untuk orang lain, jadi dimana letak masalahnya?
Sebenarnya tidak menjadi soal sih, mau dipakai untuk apa saja tabungan tersebut, namun yang menjadi soal jika kita beramsusi tabungan tersebut adalah dana darurat kita, saat kita mengundurkan diri dan sudah atau belum mendapatkan sumber penghasilan baru, disana lah letak masalahnya, karena, hanya persoalan waktu uang yang sudah kita tabung, kita sisihkan perbulan dari lama waktu kita mengabdi pada suatu perusahaan, justru hilang sekejap dalam waktu yang mungkin kurang dari tiga bulan, itu sangat disayangkan, makanya, tabungan tersebut bukanlah sumber dana darurat kita, baiknya, kita menghimpun sendiri dengan menyisihkan dari penghasilan bulanan kita. Persiapan dana darurat terlihat simple, padahal sebenarnya tidak semudah yang dipikirkan banyak orang. Sumber : https://finance.detik.com/perencanaan-keuangan/d-5855466/perhatikan-4-hal-ini-bukan-sumber-dana-daruratmu-2. Comments are closed.
|