SUMIN LIU | PRUDENTIAL | ASURANSI PRUDENTIAL | ASURANSI JIWA | ASURANSI KESEHATAN | BISNIS ASURANSI
  • HOME
  • KARIR
  • BISNIS ASURANSI
    • AGENCY EXCELLENT STARS
    • PRUDENTIAL INDONESIA
    • PRUDENTIAL SYARIAH
  • PRODUK ASURANSI
    • ASURANSI JIWA
    • ASURANSI KESEHATAN
    • ASURANSI KECELAKAAN
    • ASURANSI KONDISI KRITIS
    • ASURANSI KARYAWAN
  • TUJUAN KEUANGAN
    • PROTEKSI KESEHATAN
    • PROTEKSI PENGHASILAN
    • PROTEKSI KEPEMILIKAN ASET
    • DANA KULIAH ANAK
    • DANA WARISAN
    • DANA HARI TUA
    • INVESTASI UNIT LINK
  • TESTIMONI
    • ✎ CARA BELI ASURANSI
    • ✎ CARA BAYAR PREMI
    • ✎ CARA KLAIM ASURANSI
    • ✎ Info Penting Nasabah
  • BLOG
    • ♛ Asuransi
    • ♛ Bisnis
    • ♛ Investasi
    • ♛ Kesehatan
    • ♛ Motivasi
  • HUBUNGI KAMI
    • BERGABUNG BISNIS ASURANSI PRUDENTIAL
    • KIRIM LAMARAN PEKERJAAN


​sharing is caring

SATU MILIAR RUPIAH UNTUK PENYAKIT KANKER

22/8/2015

0 Comments

 
Picture
Berdasarkan penelitian ASEAN Cost in Oncology (ACTION), hampir 88 persen dari pasien kanker yang didiagnosis untuk pertama kalinya sudah berada pada stadium dua dan empat. Sementara, hanya 12 persen dari pasien yang didiagnosis berada pada stadium satu.

Ini fakta yang miris, bahwa hampir sebagian besar pasien kanker yang datang memeriksakan kondisi mereka memiliki penyakit kanker pada tingkat lanjut. Padahal sebetulnya, menurut Hasbullah Thabrany, dosen Kebijakan Kesehatan Masyarakat di Universitas Indonesia, kanker adalah penyakit yang bisa disembuhkan, asalkan terdeteksi sejak awal.

Dalam konferensi pers Result of a Study on Socioeconomic Burden of Cancer in South East Asia Countries di Nusa Dua, Bali, pada Kamis (21/8), Thabrany menjelaskan mitos-mitos yang beredar tentang penyakit kanker. Kesimpang-siuran informasi, sayangnya diamini oleh begitu banyak orang, membuat kanker menjadi penyakit yang tidak terkelola, baik sebelum terjadi maupun setelah diidap seseorang.

Thabrany mengungkapkan, mitos pertama mengatakan bahwa kanker adalah penyakit orang-orang kaya. “Bukan. Data menunjukkan bahwa orang-orang berpenghasilan rendah pun mengidap kanker. Di Indonesia bahkan lebih mengkhawatirkan, karena orang-orang berpenghasilan rendah di Indonesia merokok lebih banyak dari mereka yang berpenghasilan tinggi, dan merokok juga menyebabkan kanker,” ujarnya.

Thabrany melanjutkan, dari data asuransi kesehatan nasional BPJS di Indonesia, selama satu setengah tahun ini, tingkat prevalensi klaim data penyakit kanker anggota BPJS sampai Juni 2015 adalah 2,5 per seribu jiwa, atau 250 orang per 100 ribu jiwa. Angka tersebut menurutnya lebih tinggi dari penyakit kanker global.

“Jadi asuransi nasional kita hanya bisa menutupi 150 juta orang. 150 juta orang dijamin, ketika mereka menderita kanker, mereka akan mendapatkan pengobatan. Dan biasanya ketika seseorang mengidap kanker, mereka akan menggunakan manfaat itu (dari BPJS).”

Menurutnya, 250 dari 800 ribu orang yang mengidap kanker sudah mengklaim BPJS. Jumlah yang sangat tinggi dibandingkan negara Asia Tenggara lain.

Kanker bisa dikelola

Mitos berikutnya, kanker adalah takdir. “Ini adalah kehendak Tuhan. Tidak, (penyakit) ini bisa dikelola,” kata profesor yang Oktober tahun lalu baru saja menerima Medali Bakti Utama Kesra.

Artinya, jika kita melakukan gaya hidup yang baik, misalnya dengan menghindari konsumsi makanan yang berisiko menyebabkan kanker, maka kita bisa menghindar dari kanker. “Jadi, itu adalah elemen yang penting. Artinya, kita dapat melindungi diri kita sendiri, kita dapat mencegah diri kita dari mengidap penyakit kanker.”

Namun sayang, Thabrany mengatakan, mayoritas orang masih tidak mengerti hal tersebut. “Mereka pikir, (penyakit) itu berasal dari Tuhan. Tidak, kanker disebabkan oleh perilaku kita.”

Dia menganalogikan, ketika Anda tinggal di tempat di mana orang-orang di sekitar Anda merokok, atau ketika makan terlalu banyak lemak, maka kesempatan mengidap penyakit kanker, dari kanker payudara atau kanker serviks, akan lebih besar.

“Jika sanitasi di lingkungan Anda tidak baik, untuk perempuan, Anda akan lebih mungkin mengidap penyakit kanker serviks. Karena, kanker serviks disebabkan oleh virus Human Papilloma yang sudah terbukti kebenarannya,” katanya menjelaskan.

Virus Human Papilloma, seperti dijelaskan oleh Thabrany, dapat berada di mana saja, di lingkungan-lingkungan yang tidak bersih. “Tapi sepanjang kita tetap menjaga kebersihan diri, kita bisa mengurangi kemungkinan mengidap kanker serviks, jadi kita tidak bisa menyalahkan Tuhan karena memberikan kanker.”

Kebiasaan kita yang harus diubah. Jika Anda mengonsumsi banyak serat, dengan demikian Anda mengurangi risiko mengidap kanker kolarektal.

“Tapi apa yang terjadi, di Indonesia contohnya, 84 persen orang-orang kita mengonsumsi makanan yang kurang serat, meskipun sudah banyak bukti tentang manfaat sayur tetap saja kita makan sedikit serat.”

Thabrany menambahkan, generasi muda di Indonesia mengonsumsi lebih banyak junk food daripada makanan tradisional yang kaya serat.

“Ini adalah implikasi penting yang kami temukan dari penelitian ini, mengurangi kemungkinan terjadinya kanker adalah dengan memperbaiki asuransi, perbaikan perawatan. Tapi kami juga perlu memperbaiki sumber daya.”

Satu miliar rupiah untuk kanker

Data menunjukkan, banyak orang menderita kesulitan ekonomi akibat pengobatan kanker yang mahal. Thabrany lalu bercerita soal salah seorang pengidap kanker dari Indonesia memberikan kesaksian dalam pertemuan Societal and Economic Impact of Cancer in the Southeast Asia Region.

“Dia mengidap kanker payudara, sudah satu miliar rupiah dia habiskan, yakni sekitar US$ 80 ribu agar bisa sembuh. Satu miliar rupiah artinya 370 kali dari upah minimum di Jakarta. Siapa yang mampu membayarnya?”

Menurutnya, hampir 99,9 persen rumah tangga di Indonesia tidak mampu untuk membayar biaya mahal itu. Itu sebabnya, pembiayaan kanker harus dimobilisasi.

Di Indonesia, data asuransi kesehatan untuk penderita kanker baru dimulai tahun lalu, tapi tetap saja masih banyak orang yang tidak bisa dicakup oleh asuransi nasional, kata Thabrany.

“Di beberapa negara, di Laos, Kamboja, asuransi kesehatan nasional mereka masih sangat rendah, demikian juga dengan Myamar. Orang-orang Malaysia lebih baik karena memiliki cakupan yang lebih baik.”

Tanpa pendanaan publik sebagian besar orang tidak akan bisa menutupi biaya untuk pengobatan saja. “Belum lagi ditambah dengan beban keluarga, beban psikologi, dan beban yang lainnya.” Salah satu contoh nyata adalah penanganan pasien HIV Aids yang mendapat prioritas sangat tinggi.

“Orang-orang dengan HIV AIDS sudah bisa berobat dengan gratis. Tapi mereka yang mengidap kanker biayanya sangat mahal.”

Thabrany berkata, ini merupakan pekerjaan rumah, agenda kita di wilayah ini. Di Asia Tenggara ada sektiar 600 juta orang yang menanggung beban besar atas penyakit kanker. “Tapi menurut saya, jika kita punya kemauan, kita bisa melakukannya.”


Sumber : CNN Indonesia
0 Comments



Leave a Reply.

    Picture
    Picture
    Picture
    Picture

    KATEGORI

    All
    AAJI
    ASURANSI
    Asuransi Prudential
    BERITA PRUDENTIAL
    Bisnis
    BISNIS ASURANSI PRUDENTIAL
    BPJS
    CORONA COVID19
    FINANCIAL PLANNING
    Humor
    INVESTASI
    Kesehatan
    Menabung
    Misteri
    MOTIVASI
    Movie
    Pengetahuan
    PRUDENTIAL
    SINGKAWANG
    Teknologi
    Tips
    Tokoh
    True Story
    Unik
    Wisata

    Picture
Powered by Create your own unique website with customizable templates.
  • HOME
  • KARIR
  • BISNIS ASURANSI
    • AGENCY EXCELLENT STARS
    • PRUDENTIAL INDONESIA
    • PRUDENTIAL SYARIAH
  • PRODUK ASURANSI
    • ASURANSI JIWA
    • ASURANSI KESEHATAN
    • ASURANSI KECELAKAAN
    • ASURANSI KONDISI KRITIS
    • ASURANSI KARYAWAN
  • TUJUAN KEUANGAN
    • PROTEKSI KESEHATAN
    • PROTEKSI PENGHASILAN
    • PROTEKSI KEPEMILIKAN ASET
    • DANA KULIAH ANAK
    • DANA WARISAN
    • DANA HARI TUA
    • INVESTASI UNIT LINK
  • TESTIMONI
    • ✎ CARA BELI ASURANSI
    • ✎ CARA BAYAR PREMI
    • ✎ CARA KLAIM ASURANSI
    • ✎ Info Penting Nasabah
  • BLOG
    • ♛ Asuransi
    • ♛ Bisnis
    • ♛ Investasi
    • ♛ Kesehatan
    • ♛ Motivasi
  • HUBUNGI KAMI
    • BERGABUNG BISNIS ASURANSI PRUDENTIAL
    • KIRIM LAMARAN PEKERJAAN